Perubahan ibu pasca melahirkan tidak hanya terjadi di fisiknya saja tetapi juga mental. Ibu yang baru melahirkan akan dihadapkan dengan situasi berbeda dengan sebelumnya.
Ibu kini sudah bisa bertemu dengan bayi yang dikandungnya selama 9 bulan. Perasaan bahagia tentu menyelimuti dirinya namun ada pula perasaan campur aduk yang lain. Ada 7 kondisi mental ibu pasca melahirkan yang perlu diketahui.
1. Bahagia Bertemu Si Kecil
Ibu yang baru melahirkan tentu diliputi rasa bahagia bertemu dengan si kecil. Anak yang di dalam perutnya selama 9 bulan sekarang sudah berjumpa secara fisik dengan dia.
Perjuangan 9 bulan melewati masa kehamilan dan perjuangan bertaruh nyawa melahirkan terbayar melihat wajah lucu si kecil. Senyum bahagia selalu terlihat di raut wajah ibu.
2. Baby Blues Syndrome
Tak hanya diliputi rasa bahagia pasca melahirkan. Sebagian ibu setelah melahirkan akan mengalami yang namanya baby blues syndrome. Ibu yang mengalami baby blues syndrome akan merasakan sedih di masa awal-awal pasca melahirkan.
Baby blues syndrome akan muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah melahirkan. Umumnya, baby blues terjadi selama beberapa hari atau paling lama sampai 2 minggu.
Penelitian mengungkapkan, baby blues syndrome dialami oleh 4 dari 5 ibu baru atau sekitar 80 persen. Baby blues selain dialami oleh ibu baru, juga bisa dialami oleh ibu yang sudah berapa kali melahirkan. Ibu yang mengalami baby blues juga dari segala rentang usia, pendapatan, tingkat pendidikan, maupun budaya.
3. Moody
Ibu yang baru melahirkan biasa mengalami moody atau mood swing. Kondisi emosi dari ibu bak roll coaster yang naik-turun secara cepat. Hal tersebut normal sebab terjadi perubahan tingkat hormon yang drastis.
Ibu yang baru melahirkan tidak siap mengalami berbagai kondisi emosi yang intens. Terkadang ibu bukannya senang dengan kehadiran si kecil, ada juga yang justru merasa bersalah dengan bayinya.
4. Posesif dengan Si Kecil
Kondisi mental ibu pasca melahirkan bisa menjadi posesif dengan si kecil. Ketika ada orang lain yang menggendong si kecil, ibu merasa tidak nyaman. Si kecil dekat dengan ayah, ibu juga bisa posesif loh.
Ibu ingin bayinya 24 jam bersama dia. Alhasil, jadi timbul kondisi yang namanya mama bear, dimana si kecil tidak boleh disentuh oleh siapapun.
5. Kewalahan dengan Perubahan
Ketika si kecil sudah lahir, ibu akan mengalami perubahan rutinitas dari sebelumnya. Tenaga dan pikiran ibu menjadi terkuras sejak kehadiran si kecil. Apalagi bagi ibu yang tidak dibantu dengan baby sister.
Ibu akan menyusui, memandikan si kecil, menggantikan popoknya, menidurkan, mencuci baju si kecil, dan sebagainya. Rutinitas baru tersebut tentu sangat berbeda dari kegiatan sehari-hari ibu saat masih mengandung.
Ibu tak perlu merasa kewalahan sendirian merawat si kecil. Ibu bisa berbagi tugas dengan ayah untuk melakukan semua itu.
6. Sering Khawatir
Pertama kali menjadi seorang ibu yang memiliki bayi tentu dihantui perasaan khawatir. Ibu baru biasanya akan menghawatirkan si kecil yang dirawatnya.
Ibu merasa kurang baik merawat si kecil, sering salah melakukan ini, itu, dan sebagainya. Kondisi demikian terjadi karena ibu belum terbiasa merawat si kecil.
Butuh waktu memang bagi ibu baru membiasakan diri menghadapi kondisi si kecil. Tidak ada ibu baru yang langsung mahir merawat bayinya.
Semua membutuhkan proses serta pengalaman untuk merawat si kecil dengan baik. Ibu bisa berbagai keluh kesah dengan mama-mama yang lain untuk mencari solusi tentang masalah si kecil.
7. Tertekan Mom and Baby Shaming
Ibu pasca melahirkan bisa merasa tertekan dengan perubahan diri serta lingkungan. Ibu baru melahirkan tentua akan mengalami perubahan fisik yang tak jarang menjadi bahan omongan orang.
Ibu merasa tak secantik sebelum mempunyai bayi. Alhasil, mental ibu tertekan gara-gara hal tersebut. Belum lagi jika ada orang yang melakukan baby shaming.
Misalnya, anaknya kok kurus apa tidak dikasih ASI? Ucapan demikian sudah pasti membuat ibu kepikiran. Ibu cukup mengabaikan semua itu dan ayah bisa menjadi support system utama bagi sang istri agar tetap percaya diri dan happy.